Detail
| Penulis | : |
| Penerbit | : Pusgen |
| Bahasa | : Indonesia |
| Halaman | : 665 hal |
| Format | |
| Ukuran | : 55.95 Mb |
Via PCloud
Via Google Drive
Peta Sumber dan Bahaya Gempa Indonesia Tahun 2024 (Peta Gempa Indonesia 2024) adalah pemutakhiran signifikan dari versi sebelumnya, Peta Gempa Indonesia Tahun 2017 (Peta Gempa Indonesia 2017). Pemutakhiran ini didorong oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini, serta pengalaman dari serangkaian kejadian gempa kuat dan merusak yang terjadi setelah tahun 2017, seperti Gempa Lombok (2018), Palu (2018), Halmahera (2019), Ambon (2019), Mamuju (2021), Cianjur (2022), dan Bawean (2024)
Berikut adalah perubahan utama Peta Gempa Indonesia 2024 dibandingkan dengan Peta Gempa 2017:
1. Peningkatan Jumlah dan Karakterisasi Sumber Gempa
Secara keseluruhan, jumlah sumber gempa yang diidentifikasi dalam model telah meningkat secara signifikan. Total sumber gempa sesar aktif (Crustal Faults) yang terbit dalam Peta 2024 adalah 401 segmen, meningkat dari 273 segmen pada Peta 2017. Ini berarti terdapat penambahan sebanyak 128 hingga 129 sumber gempa baru, yang mencerminkan peningkatan sekitar 450% dibandingkan data sumber gempa tahun 2017
2. Pemutakhiran Sumber Gempa Subduksi (Megathrust)
Jumlah Segmen Megathrust: Jumlah segmen Megathrust (Subduksi Interface dan Benioff/Intraslab) meningkat menjadi 14 segmen pada tahun 2024, dibandingkan dengan 13 segmen pada tahun 2017. Sebanyak 11 segmen berada di Indonesia dan 3 di Filipina yang dapat berdampak ke Indonesia
3. Pembaruan Metodologi dan Data Input
Peta 2024 disusun berdasarkan analisis dan pemodelan terkini, memanfaatkan hasil-hasil pemutakhiran terbaru
Peta Gempa Indonesia 2024 menawarkan pemahaman yang lebih representatif, adaptif, dan aplikatif mengenai bahaya gempa, didukung oleh data observasi dan model ilmiah terbaru, terutama dalam hal identifikasi sesar aktif daratan yang sebelumnya belum terkuantifikasi secara detail






