Beranda NEWS Huge sinkhole swallows street in Fukuoka, Japan

Huge sinkhole swallows street in Fukuoka, Japan

2374
0
A huge and growing sinkhole appeared at dawn on Tuesday (November 8) in Fukuoka City in southern Japan, triggering a power outage.

The sinkhole near Hakata Station is about 30 metres long (98 ft), 27 metres (88 ft) wide, and 15 metres (49 ft) deep, Japanese media reported.

Japanese news footage showed the hole swallowing an entire four-lane intersection, close to commercial buildings and shops.

The prefectural government is investigating the possibility that the hole may have been caused by an ongoing construction to extend subway lines in the city, local media reported.

City authorities are currently working to stop the expanding sinkhole, and are looking to fill the hole with earth as soon as possible to prevent nearby buildings from collapsing, Japanese media said.

Local authorities also warned residents of a possible gas leak and told people not to light cigarettes.

The local government also ordered an evacuation of the surrounding areas around the sinkhole earlier today, and the police have blocked off the area, local media said

Sinkholes adalah lubang pada tanah yang terbentuk tiba-tiba. Lubang tanah ini diakibatkan tekanan terhadap permukaan tanah yang terjadi ketika sebuah lapisan bawah tanah melemah dan tak mampu menopang struktur lapisan di atasnya.

Sinkhole dapat terjadi akibat proses alami, yakni ketika sub-permukaan batuan/tanah larut dan membuat rongga bawah tanah. Peristiwa ini sering terjadi di mana batuan di bawah permukaan tanah adalah batu gamping, dolomit, batuan karbonat, atau jenis batuan yang dapat secara alami dihanyutkan oleh sirkulasi air tanah.

Penyebab Sinkhole

Sinhhole biasanya terjadi di kawasan dengan formasi batu gamping/limestone, penyebab utamanya adalah larutnya batuan sekitar karena pengaruh air dan terbentuk gua di bawah permukaan tanah seperti gambar di bawah ini;

Gambar 1. Proses pembentukan Sinkhole

Proses terbentuknya detailnya sebagai berikut:

Stadia 1: Pada awalnya ada sebuah retakan kecil karena sesar dan kekar kemudian membentuk lubang akibat masuknya air. Daerah ini biasanya terjadi pada daerah yg tersusun oleh batu gamping. Batugamping ini ?relatip? mudah terlarutkan ketimbang batupasir (batuan yang terssun oleh pasir, biasanya mineral kuarsa). Relatif mudah terlarutkan ini jangan coba-coba di rumah melarutkan batugamping ya,proses pelarutan ini berjalan dalam puluhan ribu tahun juga.

Stadia 2: Karena adanya aliran bawah tanah, maka akan muncul rongga karena bagian bawah terjadi erosi oleh aliran sungai bawah tanah.

Stadia 3-4-5-6: Proses ini berlangsung terus menerus dengan kikisan serta jatuhan dari batuan diatasnya. Hingga akhirnya bolongan ini membentuk ruang cukup lebar dan jembatan dibagian atas tidak kuat menahan dan

Gambar 2. Proses pembentukan Sinkhole

Stadia 7: BLUNG ! Lubang ini tidak seluruhnya memenuhi hingga dasar terbawah, karena volume yang mengisi batuan atas tidak seluruhnya hilang. Kedalaman lubang bisa mulai hanya beberapa meter hingga berukuran besar sedalam 100 meter seperti yang di Guatemala itu.

Stadia 8: Proses pengendapan diatas cekungan ini akhirnya menutup Luweng yang seringkali tidak disadari oleh penghuni diatasnya. Proses siklus ini berjalan ribuan tahun yang dalam skala geologi yang sering dalam juta tahun bisa saja hanya disebut proses yang sekejap. Tetapi walaupun telah terjadi hanya seribu tahun yang lalu, barangkali kita tidak memiliki rekaman itu, dan kita hanya menggunakan tanah diatasnya itu seolah-olah dahulu tidak terjadi apa-apa.

Video berikut ini akan lebih bisa menjelaskan bagaimana sinkhole terbentuk

Gejala Sinkhole

Setelah memahami apa itu Sinkhole, tahap selanjutnya adalah memahami gejala awal akan terjadinya sinkhole di suatu kawasan. Berikut ini adalah beberapa gejala umum ketika akan terjadi sinkhole:
  1. Pertama ini terjadi pada daerah yang batuan dasarnya (bedrock-nya? adalah batugamping.
  2. Gejala-gejala sebelum terjadinya amblesan ini sering didahului oleh gejala-gejala perubahan sitem hydrologi. Adanya danau baru segera setelah hujan (air limpasan) terutama pada daerah cekungan.
  3. Dijumpai retakan-retakan tanah. Misalnya pohon-pohon yang miring menuju kearah titik yang sama (pusat amblesan).
  4. Aliran sungai bawah tanah bisa saja tertutup yang menunjukkan adanya kemungkinan runtuhan bawah tanah. pola hidrologinya tentu saja akan terpengaruh akibat runtuhan bawah tanah ini. Jadi tentunya sebelum melakukan uji pengeboran mencari apakah ada terowongan dibawah, perlu juga dilakukan pengamatan permukaan. Apakah ada cekungan-cekungan bekas sinkhole. Adakah perubahan hidrologi yang teramati dalam kurun waktu tertentu ketika musim penghujan dan musim kering.
  5. Uji pengeboranpun belum tentu bisa membuktikan atau menolak hipotesa, karena mencari bolongan ini tidak bisa dilakukan dengan mudah, bayangkan kalau area yang luasnya 2 Km persegi harus dibuktikan dengan satu lubang bor ?. kan sulit banget seperti mencari jarum dalam jerami. Salah satu cara adalah dengan pengamatan (survey) geofisika bawah permukaan, baik survey geolistrik, elektromagnetik, graviti (gayaberat) dan lain-lain.
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments