Kelebihan beban kendaraan yang melintas menjadi salah satu faktor kerusakan jalan. Guna memonitor berat kendaraan yang melintas di jalan dalam jumlah yang banyak dan cepat, dua dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melahirkan inovasi alat penimbang kendaraan yang sedang berjalan berbasis serat optik.
Alat deteksi bisa dipasang di semua jalan. Ketika ada kendaraan melintas dan bannya menyentuh akan terbaca berapa berat kendaraan sekaligus kecepatannya. “Jadi alat iini multi fungsi yangbmampu mengkonversikan kecepatan menjadi berat,” jelas Akhmad Marzuki didampingi Ary Setyawan di labaratorium Optics & Photonics Fakultas MIPA kampus Kentingan Solo, Rabu (05/10/2016).
Hasil riset Marzuki dan Ary dipastikan mampu menghilangkan pungli seperti yang biasa terjadi di jembatan timbang. Karena alat beroperasi berdasarkan secara otomatis yang direkan komputer. Sistem operasi inilah yang mampu menghindari pungli. Hasil rekam bobot kendaraan yang melintas bisa ditampilkan di layar monitor.
Itu sangat transparan dan masyarakat bisa langsung mengetahui jika ada angkutan yang mrlebihi tonase yang diizinkan. Dengan dipasang melintang di jalan, berarti alat deteksi tersebut tidak membutukan lahan seperti jembatan timbang yang selama ini ada. Jadi tidak memunculan antrean mengingat ketika lewat secara otomstis terbaca berat dan kecepatannya.
Alat pengukur diberibnama weight in motion atau (WIM). Alat ini mampu mengetahui bobot muatan Hasil riset telah diujicoba di beberapa ruas jalan di Sukoharjo dan kini dalam proses untuk diproduksi massal